Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkap tiga kelompok
yang rentan terkena proses radikalisasi. Yaitu perempuan, anak-anak, dan
remaja.
Hal ini berdasarkan riset dari I-Khub Outlook BNPT 2023. BNPT menyebut
paparan ideologi radikalisme dan terorisme terhadap perempuan dan anak dimulai
dari lingkungan keluarga.
Sekretaris Utama BNPT Bangbang Surono mengatakan, hal tersebut berkaca
dari kasus bom bunuh diri dua keluarga di Surabaya pada 2018. Di mana kasus itu
melibatkan dua pasang suami istri beserta anak-anaknya dalam waktu yang
berdekatan.
"Serangan tersebut merupakan yang pertama melibatkan keluarga
sebagai pelaku. Ini hanya terjadi di Indonesia, di luar negeri tidak ada pelaku
teror yang melibatkan anak kecil," ujar Bangbang, Kamis (5/9/2024).
Karena itu, saat ini BNPT memiliki berbagai program yang fokus
membentuk kekuatan rumah tangga. Atau family resilience terhadap paham
radikalisme dan terorisme guna mencegah terpaparnya perempuan dan anak terhadap
ideologi tersebut.
Menurut Bangbang, apabila di tingkat paling kecil keluarga, ketahanan
seseorang sudah kuat. Maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap ketahanannya
pada paparan radikalisme di tingkat publik (public resilience) maupun nasional
(national resilience).
Ia menyebutkan beberapa program BNPT yang sedang dan telah berjalan
dalam membentuk kekuatan keluarga terhadap paham radikalisme dan terorisme.
Antara lain, yakni perjanjian kerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) dalam hal penanggulangan tindak
pidana terorisme bagi perempuan dan anak.
Adapun ruang lingkup kerja sama tersebut terdiri atas pelaksanaan
program pemberdayaan masyarakat. Serta penanganan dalam perlindungan khusus
anak korban jaringan terorisme, peningkatan kapasitas sumber daya, hingga
pertukaran data dan informasi.
Selain itu, kata dia, terdapat pula kegiatan pencegahan paham
radikalisme dengan model SMART (Sehat Mental Keluarga Cerdas dan Tangguh). Ini
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang bahaya
radikalisme serta pentingnya peran keluarga dalam mencegah penyebaran paham
radikal.
Bangbang berharap melalui berbagai program tersebut, masyarakat,
khususnya perempuan, anak, dan remaja, mampu memiliki daya tahan dan daya
tangkal. Terhadap paparan ideologi yang tidak sesuai dengan Pancasila.
"Sekuat apa pun ideologi kekerasan berusaha menyusupi bangsa Indonesia. Kalau masyarakat khususnya generasi muda sudah punya pemahaman yang baik terhadap ideologi bangsanya, mereka pasti akan kuat atau bertahan," ujarnya.